Kayu Manis dan Pola Makan Tepat untuk Menjaga Gula Darah Stabil

Kamis, 18 Desember 2025 | 11:02:57 WIB
Kayu Manis dan Pola Makan Tepat untuk Menjaga Gula Darah Stabil

JAKARTA - Banyak orang baru menyadari pentingnya menjaga gula darah ketika hasil pemeriksaan mulai menunjukkan angka tinggi. Padahal, pengendalian gula darah bisa dimulai dari kebiasaan makan sehari-hari yang lebih teratur.

Alih-alih langsung bergantung pada obat, pengaturan pola makan sering menjadi langkah awal yang disarankan. Pendekatan ini dinilai lebih aman dan berkelanjutan jika dilakukan secara konsisten.

Gula darah tinggi dapat diturunkan dengan pengaturan pola makan yang tepat, termasuk memilih makanan dan bahan herbal yang tidak memicu lonjakan gula darah secara cepat. Pemilihan jenis makanan menjadi fondasi utama dalam menjaga kestabilan kadar gula.

Dokter Endokrin Siloam Hospitals TB Simatupang, dr. I Gusti Ngurah Adhiartha, Sp.PD-KEMD, FINASIM, menjelaskan bahwa makanan berindeks glikemik rendah berperan membantu menjaga kestabilan gula darah jika dikonsumsi dengan jumlah yang terkontrol. Indeks glikemik menjadi salah satu indikator penting dalam menentukan respons tubuh terhadap makanan.

Ia menekankan bahwa penurunan gula darah tidak bergantung pada satu jenis makanan tertentu, melainkan pada konsistensi pola makan sehari-hari. Kebiasaan yang berulang dinilai lebih berpengaruh dibandingkan solusi instan.

Baca juga: Mengatasi Gula Darah Tinggi dengan Mudah dan Efektif menurut Ahli Endokrin. Topik ini sering dibahas seiring meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan metabolik.

Peran Makanan Berindeks Glikemik Rendah

Makanan dengan indeks glikemik rendah cenderung dicerna lebih lambat oleh tubuh. Proses ini membantu mencegah lonjakan gula darah secara mendadak.

Adhiartha menyebutkan bahwa makanan dengan indeks glikemik rendah cenderung tidak menyebabkan lonjakan gula darah yang tajam setelah dikonsumsi. Efek ini sangat penting bagi individu yang perlu menjaga kadar gula tetap stabil.

Beberapa contoh yang disebutkan antara lain beras merah dan ubi, yang lebih lambat dicerna tubuh dibandingkan karbohidrat sederhana. Pilihan ini dapat menggantikan sumber karbohidrat yang lebih cepat meningkatkan gula darah.

Karbohidrat sederhana umumnya mudah diserap tubuh dan memicu kenaikan gula darah. Karena itu, jenis karbohidrat yang dikonsumsi perlu diperhatikan dengan cermat.

Kronologi Tindakan Asusila Penyebab Ketua KPU Hasyim Asy’ari Diberhentikan Artikel Kompas.id. Informasi ini kerap muncul sebagai bacaan selingan di tengah artikel kesehatan.

Sayuran hijau seperti bayam, kale, dan sawi juga termasuk pilihan yang membantu karena tidak memicu kenaikan gula darah secara signifikan. Kandungan seratnya turut mendukung pengendalian gula darah.

Sayuran hijau dapat dikonsumsi dalam berbagai bentuk olahan. Cara memasaknya pun relatif sederhana dan mudah dipadukan dengan menu harian.

Buah-buahan juga tidak sepenuhnya harus dihindari oleh penderita gula darah tinggi. Namun, jenis dan porsinya perlu diperhatikan.

Buah-buahan seperti stroberi, blackberry, blueberry, apel, dan pir juga dapat dikonsumsi karena kadar gula alaminya relatif rendah. Buah-buahan ini juga mengandung serat yang bermanfaat.

Kandungan serat pada buah membantu memperlambat penyerapan gula. Dengan demikian, lonjakan gula darah bisa lebih terkendali.

Namun, Adhiartha mengingatkan bahwa manfaat makanan tersebut tetap sangat bergantung pada jumlah yang dikonsumsi. Porsi makan menjadi faktor penentu hasil akhirnya.

“Kalau makannya banyak, hasilnya sama saja,” ujarnya saat diwawancarai Kompas.com, Selasa, 9 Desember 2025. Pernyataan ini menegaskan pentingnya kontrol porsi.

Baca juga: Gula Darah Tinggi Apakah Pasti Diabetes? Ini Penjelasan Dokter. Pertanyaan ini sering muncul di tengah masyarakat.

Kayu Manis dan Daun Salam sebagai Pendukung

Selain makanan utama, bahan herbal juga sering dilirik sebagai pendamping pengendalian gula darah. Namun, penggunaannya tidak bisa dilepaskan dari pola makan yang benar.

Beberapa bahan herbal dikenal memiliki potensi membantu menurunkan gula darah. Meski demikian, efektivitasnya tetap bergantung pada konteks konsumsi.

Selain makanan, beberapa bahan herbal juga dapat membantu menurunkan gula darah jika dikonsumsi sebagai bagian dari pola makan seimbang. Pendekatan ini dinilai lebih realistis dan aman.

Ia menyebutkan kayu manis dan daun salam sebagai bahan herbal yang bisa membantu menurunkan kadar gula darah. Kedua bahan ini cukup mudah ditemukan dan sering digunakan dalam masakan.

Kayu manis dikenal memiliki aroma khas yang sering dimanfaatkan dalam minuman dan makanan. Selain itu, kayu manis juga kerap dikaitkan dengan manfaat metabolik.

Daun salam juga tidak asing dalam masakan rumahan. Penggunaannya sebagai bahan herbal sering dilakukan dengan cara direbus.

Meski demikian, ia menegaskan bahwa bahan herbal tidak bisa bekerja sendiri tanpa pengaturan pola makan yang benar. Pola makan tetap menjadi fondasi utama.

Ketergantungan pada satu bahan herbal saja dinilai kurang tepat. Pendekatan menyeluruh jauh lebih dianjurkan.

Baca juga: Pantangan Gula Darah Tinggi yang Sering Diabaikan, Ini Kata Dokter. Informasi ini sering menjadi pengingat penting.

Pentingnya Mengatur Jumlah Konsumsi

Selain jenis makanan, jumlah konsumsi menjadi faktor yang sering diabaikan. Padahal, porsi makan memiliki pengaruh besar terhadap kadar gula darah.

Adhiartha juga meluruskan anggapan bahwa cara tertentu seperti mendinginkan nasi dapat menurunkan indeks glikemik secara signifikan. Menurutnya, cara tersebut tidak cukup efektif jika porsi tetap berlebihan.

“Kalau makannya banyak, tetap saja gula darah bisa naik,” katanya. Pernyataan ini menegaskan kembali pentingnya kontrol jumlah.

Menurutnya, prinsip utama dalam mengendalikan gula darah bukan pada jenis makanannya, melainkan pada jumlah yang dikonsumsi. Fokus pada porsi menjadi kunci utama.

Banyak orang merasa aman mengonsumsi makanan tertentu karena dianggap sehat. Namun, konsumsi berlebihan tetap berisiko.

Pengaturan porsi dapat dilakukan dengan langkah sederhana. Misalnya, membagi porsi makan dalam jumlah lebih kecil.

Konsistensi menjadi faktor penentu keberhasilan pengendalian gula darah. Pola makan yang teratur lebih efektif dibandingkan perubahan drastis sesaat.

Ia menekankan bahwa pengendalian gula darah adalah proses jangka panjang. Kesabaran dan disiplin sangat dibutuhkan.

“Diabetes itu bukan soal jenis makanan, tetapi soal jumlahnya,” ujarnya. Pernyataan ini menjadi penekanan penting dalam edukasi pasien.

Pemahaman ini diharapkan dapat mengubah cara pandang masyarakat. Fokus tidak lagi pada larangan total, melainkan pengaturan yang bijak.

Dengan pemahaman yang tepat, risiko komplikasi dapat ditekan. Langkah kecil dalam pola makan bisa memberi dampak besar.

Pengendalian gula darah bukan hanya tanggung jawab tenaga medis. Peran individu sangat menentukan hasil akhirnya.

Pola makan seimbang, porsi terkontrol, dan konsistensi menjadi kunci utama. Pendekatan ini dapat diterapkan oleh siapa saja.

Dengan demikian, menjaga gula darah tetap stabil bukan hal yang mustahil. Kesadaran dan kebiasaan harian menjadi fondasi terpenting.

Terkini