JAKARTA - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) tengah menapaki jalur baru dengan fokus pada pengembangan green data center. Langkah ini menunjukkan strategi diversifikasi perusahaan dari panas bumi tradisional menuju solusi energi bersih untuk infrastruktur digital.
Kerja sama PGEO dengan Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO) dan Fakultas Teknik Universitas Indonesia bertujuan melakukan kajian mendalam. Kajian ini menilai potensi pengoperasian data center berbasis energi panas bumi, yang bisa menjadi model pusat data ramah lingkungan pertama di Indonesia.
Peluang Strategis Green Data Center
Ekspansi PGEO ke sektor green data center membuka peluang diversifikasi bisnis. Permintaan untuk fasilitas pusat data meningkat seiring pertumbuhan digitalisasi ekonomi dan penggunaan layanan cloud computing.
Dengan memanfaatkan energi bersih, green data center dapat mengurangi emisi dibandingkan data center konvensional. Hal ini membuat PGEO lebih menarik bagi investor yang mengedepankan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance).
Dampak Positif terhadap Kinerja dan Saham PGEO
Secara fundamental, PGEO tetap mencatat pendapatan dan laba yang solid hingga kuartal III‑2025. Meski laba bersih turun karena beberapa beban meningkat, bisnis inti perusahaan tetap berjalan sehat dan stabil.
Ekspansi ke green data center diyakini bisa meningkatkan nilai perusahaan jangka panjang. Analis menilai diversifikasi usaha ini bisa menjadi pertimbangan bagi investor untuk memantau atau membeli saham PGEO.
Beberapa analis sebelumnya telah merekomendasikan saham PGEO untuk dibeli, khususnya terkait kontrak jangka panjang dan peluang ekspansi. Meskipun harga saham sempat mengalami tekanan, prospek jangka menengah dan panjang tetap positif.
Tantangan dan Risiko Ekspansi
Mengembangkan green data center tidak lepas dari tantangan besar. Investasi awal yang tinggi, risiko teknis operasional, serta ketergantungan pada adopsi pasar dan kebijakan energi digital menjadi faktor yang harus diperhitungkan.
PGEO perlu memastikan kesiapan infrastruktur panas bumi untuk mendukung pusat data. Selain itu, perusahaan harus mengantisipasi persaingan dengan data center konvensional yang sudah mapan.
Prospek Jangka Panjang dan Nilai ESG
Jika berhasil, green data center akan menjadi ikon teknologi hijau di Indonesia. Fasilitas ini tidak hanya memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mendukung target pengurangan emisi dan transisi energi bersih.
Pertumbuhan sektor data center yang kuat di Indonesia dapat menjadi pendorong nilai PGEO. Dengan posisi strategis di sektor energi panas bumi, PGEO memiliki peluang untuk memimpin integrasi energi bersih ke infrastruktur digital nasional.
Pemerintah dan regulasi energi digital juga menjadi faktor penentu. Dukungan kebijakan bisa mempercepat adopsi teknologi ini sekaligus meminimalkan hambatan operasional.
Langkah PGEO ini menunjukkan bahwa perusahaan beradaptasi dengan tren global dan kebutuhan pasar. Integrasi energi bersih ke data center menjadi strategi cerdas untuk memaksimalkan peluang di era digital dan ESG.
Dengan fokus pada green data center, PGEO tidak hanya mengejar pertumbuhan bisnis, tetapi juga meningkatkan citra perusahaan. Investor, regulator, dan pemangku kepentingan kini memiliki alasan kuat untuk memperhatikan prospek jangka panjang PGEO di pasar energi dan teknologi.