Harga Karet dan Sawit di Jambi Berubah, Petani Harus Siapkan Strategi Baru

Senin, 03 November 2025 | 14:07:36 WIB
Harga Karet dan Sawit di Jambi Berubah, Petani Harus Siapkan Strategi Baru

JAKARTA - Harga komoditas unggulan Jambi menunjukkan pergerakan yang berbeda menjelang awal November 2025. Karet mengalami kenaikan, sementara kelapa sawit justru menurun, sehingga para petani perlu menyesuaikan strategi produksi dan pemasaran.

Dua komoditas ini memiliki dinamika pasar yang berbeda, mencerminkan fluktuasi global dan kondisi lokal. Karet naik menjadi Rp13.800 per kilogram, sedangkan kelapa sawit di tingkat pabrik turun ke Rp3.567,26 per kilogram.

Karet di Batang Hari Mengalami Kenaikan Signifikan

Di Kabupaten Batang Hari, harga karet meningkat dari Rp13.000 per kilogram menjadi Rp13.800 per kilogram pada Minggu ketiga Oktober 2025. Kenaikan sekitar Rp800 ini membuat petani kembali optimis setelah sebelumnya sempat mengalami penurunan.

Kepala Bidang Penyuluhan, Pengolahan, dan Pemasaran Dinas Perkebunan dan Peternakan Batang Hari, Nuraini, menjelaskan bahwa harga karet sempat turun hingga Rp12.000 bahkan Rp11.000 per kilogram. Namun, harga tersebut biasanya tidak diterapkan dalam kelompok usaha per Unit Pengolahan Bahan Baku (UPBB).

Meskipun harga karet global sempat melemah, kondisi pasar lokal kini mulai membaik. Hal ini memberikan sinyal positif bagi petani yang sebelumnya menahan produksi karena harga rendah.

Kenaikan harga karet juga berdampak pada daya beli petani di wilayah tersebut. Mereka kini memiliki peluang lebih besar untuk meningkatkan pendapatan dan memperkuat keberlanjutan usaha perkebunan.

Kelapa Sawit Justru Turun di Tingkat Pabrik

Harga kelapa sawit di Jambi periode 31 Oktober hingga 6 November 2025 mengalami penurunan. Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit tercatat Rp3.567,26 per kilogram, turun Rp39,71 dibanding periode sebelumnya.

Penurunan harga ini berlaku di tingkat pabrik kelapa sawit (PKS) dan petani plasma, sedangkan petani mandiri atau yang menjual ke tengkulak memiliki harga berbeda. Penyesuaian harga juga mempertimbangkan umur batang kelapa sawit, yakni antara 10–20 tahun untuk tingkat produktif optimal.

Harga sawit tertinggi periode ini berada pada Rp3.606,97 per kilogram untuk kelapa sawit berumur 10–20 tahun. Sedangkan kelapa sawit berumur 3 tahun hanya Rp2.776,25 per kilogram, menunjukkan perbedaan signifikan berdasarkan produktivitas pohon.

Dinas Perkebunan Provinsi Jambi menyebut bahwa harga sawit berfluktuasi mengikuti kondisi pasar global. Penurunan harga TBS ini ditetapkan melalui rapat koordinasi antara Dinas Perkebunan, pihak pabrik, dan petani kelapa sawit.

Selain itu, harga CPO (crude palm oil) saat ini berada di Rp14.226,02 per kilogram, sedangkan harga kernel atau minyak inti sawit Rp12.536,67 per kilogram dengan indeks K 94,52 persen. Kondisi ini turut mempengaruhi strategi penjualan petani dan pengolahan di pabrik.

Daftar Harga TBS Kelapa Sawit Berdasarkan Umur Pohon

Umur 3 tahun: Rp2.776,25 per kilogram

Umur 4 tahun: Rp2.973,14 per kilogram

Umur 5 tahun: Rp3.109,25 per kilogram

Umur 6 tahun: Rp3.274,14 per kilogram

Umur 7 tahun: Rp3.320,24 per kilogram

Umur 8 tahun: Rp3.391,64 per kilogram

Umur 9 tahun: Rp3.457,91 per kilogram

Umur 10–20 tahun: Rp3.567,26 per kilogram

Umur 21–24 tahun: Rp3.461,63 per kilogram

Umur 25 tahun: Rp3.306,49 per kilogram

Harga tersebut berlaku untuk periode 31 Oktober hingga 6 November 2025 di tingkat pabrik dan petani plasma. Petani mandiri memiliki harga jual yang berbeda karena sistem distribusi dan tengkulak memengaruhi nilai akhir di pasar.

Fluktuasi harga sawit juga dipengaruhi oleh kualitas TBS, umur pohon, dan kebijakan harga pabrik. Hal ini menuntut petani untuk lebih cermat dalam menjual hasil panen agar tetap mendapatkan keuntungan optimal.

Strategi Petani Menghadapi Harga Berubah

Kondisi harga karet yang meningkat dan kelapa sawit yang menurun menuntut petani melakukan penyesuaian strategi. Petani disarankan memonitor pasar secara rutin dan menentukan waktu penjualan terbaik untuk mendapatkan harga maksimal.

Diversifikasi sumber pendapatan juga menjadi strategi penting, misalnya mengolah karet menjadi produk turunan atau menjual sawit melalui koperasi agar mendapatkan harga lebih stabil. Pemanfaatan informasi harga dari Dinas Perkebunan dapat membantu petani membuat keputusan yang lebih bijak.

Petani juga perlu mempertimbangkan efisiensi biaya produksi. Dengan strategi pengelolaan yang baik, fluktuasi harga tidak akan terlalu memengaruhi profitabilitas jangka panjang.

Kondisi pasar global akan terus memengaruhi harga komoditas ini. Oleh karena itu, fleksibilitas dalam pengelolaan produksi, pemilihan waktu panen, dan penetapan harga jual menjadi kunci sukses petani di Jambi.

Dinamika Harga Komoditas Harus Diwaspadai

Harga karet di Jambi yang naik menjadi Rp13.800 per kilogram memberikan angin segar bagi petani karet. Sementara kelapa sawit yang turun ke Rp3.567,26 per kilogram mengingatkan bahwa petani sawit perlu strategi khusus untuk menekan kerugian.

Monitoring harga secara rutin dan pemanfaatan data resmi Dinas Perkebunan menjadi langkah penting. Petani yang mampu menyesuaikan produksi dan penjualan akan lebih siap menghadapi fluktuasi pasar global.

Dengan memahami tren harga karet dan sawit, petani di Jambi dapat mengoptimalkan pendapatan. Strategi yang tepat akan membantu keberlanjutan usaha perkebunan, baik dari segi ekonomi maupun manajemen produksi.

Terkini

Cara Membatalkan Pesanan di Blibli Lewat HP dan Komputer

Senin, 03 November 2025 | 22:12:54 WIB

10 Strategi Digital Marketing UMKM biar Naik Kelas

Senin, 03 November 2025 | 22:12:53 WIB

Aturan Penagihan Utang Debt Collector Terbaru 2025

Senin, 03 November 2025 | 22:12:53 WIB

6 Cara Top Up Flazz BCA Mobile dan Tips dan Anti Ribet!

Senin, 03 November 2025 | 19:35:15 WIB