OJK Ungkap Kredit Belum Cair Rp2.372 Triliun, Ekonomi RI Menguat Jelang 2026

Senin, 03 November 2025 | 09:13:38 WIB
OJK Ungkap Kredit Belum Cair Rp2.372 Triliun, Ekonomi RI Menguat Jelang 2026

JAKARTA - Indikasi pemulihan ekonomi nasional semakin nyata menjelang akhir 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai, tingginya nilai kredit yang telah disetujui namun belum ditarik (undisbursed loan) menunjukkan kuatnya kepercayaan pelaku usaha terhadap arah ekonomi Indonesia ke depan.

Fenomena ini menjadi tanda bahwa aktivitas dunia usaha masih memiliki ruang ekspansi yang luas. Banyak pelaku bisnis mulai menyiapkan langkah untuk memanfaatkan fasilitas kredit dalam mendukung operasional maupun investasi jangka panjang.

Kredit Belum Terserap Capai Rp2.372 Triliun per Agustus 2025

Data Bank Indonesia (BI) mencatat, total nilai undisbursed loan per Agustus 2025 mencapai Rp2.372,11 triliun. Angka tersebut setara dengan 22,71% dari total plafon kredit yang tersedia, menandakan tingginya potensi penyaluran dana oleh sektor perbankan.

Sektor industri, pertambangan, jasa dunia usaha, dan perdagangan menjadi penyumbang terbesar terhadap total undisbursed loan tersebut. Jenis kredit yang mendominasi tetap berasal dari kategori modal kerja yang dibutuhkan perusahaan untuk memperkuat likuiditas dan memperluas kapasitas usaha.

Kondisi ini sekaligus menunjukkan perbankan memiliki kemampuan likuiditas yang kuat di tengah ketidakpastian global. Di sisi lain, pelaku usaha terlihat berhati-hati dalam melakukan pencairan dana guna menyesuaikan waktu terbaik untuk ekspansi bisnis.

Peningkatan nilai kredit belum terserap ini juga menunjukkan kesiapan industri perbankan dalam mendukung pembiayaan produktif. Hal itu menjadi sinyal positif bahwa roda ekonomi domestik siap bergerak lebih cepat pada kuartal mendatang.

Pertumbuhan Undisbursed Loan Melesat, Optimisme Dunia Usaha Menguat

OJK mencatat pertumbuhan undisbursed loan pada Agustus 2025 sebesar 10,09% secara tahunan (year-on-year/yoy). Angka ini meningkat signifikan dibandingkan 5,74% yoy pada periode yang sama tahun lalu, mencerminkan tren permintaan kredit yang tetap tinggi.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menjelaskan bahwa fenomena ini menjadi cerminan optimisme dunia usaha terhadap kondisi ekonomi nasional. Ia menilai pelaku usaha mulai bersiap untuk memperluas kegiatan produksi, investasi, hingga perdagangan dalam beberapa bulan ke depan.

“Pertumbuhan undisbursed loan yang tetap tinggi menunjukkan bahwa permintaan kredit di sektor perbankan masih kuat. Hal ini mencerminkan optimisme pelaku usaha terhadap prospek ekonomi ke depan,” ujar Dian.

Dian menambahkan, kuatnya minat terhadap pembiayaan mencerminkan adanya kepercayaan terhadap kebijakan pemerintah dan otoritas keuangan. Menurutnya, hal itu menjadi momentum penting untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional di tengah dinamika global yang belum sepenuhnya stabil.

Perbankan, lanjutnya, kini berperan besar sebagai motor penggerak likuiditas di pasar domestik. Dengan adanya dukungan dari industri keuangan, kegiatan ekonomi masyarakat diharapkan dapat meningkat secara merata di berbagai sektor.

Potensi Pencairan Kredit Dorong Pertumbuhan Sektor Riil

OJK menilai besarnya komitmen kredit yang sudah disetujui akan membuka peluang bagi peningkatan realisasi kredit dalam waktu dekat. Pencairan kredit diperkirakan akan meningkat ketika kondisi ekonomi semakin membaik dan kepercayaan pelaku usaha terus menguat.

Dian menjelaskan, penyerapan dana kredit yang lebih besar nantinya akan berdampak langsung terhadap peningkatan aktivitas sektor riil. Pertumbuhan industri, perdagangan, dan investasi akan menjadi penggerak utama ekonomi nasional sepanjang kuartal IV 2025.

Ia juga menekankan bahwa pencairan kredit produktif akan membantu memperluas lapangan kerja dan memperkuat daya beli masyarakat. Dengan begitu, pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat berlanjut secara berkesinambungan tanpa menciptakan ketimpangan.

Fenomena tingginya undisbursed loan menunjukkan kesiapan pelaku usaha untuk memperluas kapasitas produksi di tengah situasi global yang masih bergejolak. Kondisi ini sekaligus menggambarkan kemampuan perbankan nasional dalam menjaga kestabilan likuiditasnya.

Bila tren penyaluran kredit meningkat, hal ini akan memberi dorongan positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional secara keseluruhan. Sektor riil pun berpotensi menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi yang berkelanjutan.

OJK Awasi Ketat Kebijakan Prudensial dan Arah Bisnis Perbankan

Meski menunjukkan tren positif, OJK tetap menekankan pentingnya kehati-hatian dalam pengelolaan kredit. Dian memperkirakan laju pertumbuhan undisbursed loan akan mulai moderat ke depan seiring penyesuaian strategi bisnis dan kebijakan prudensial oleh perbankan.

Kebijakan ini bertujuan menjaga kualitas aset serta memastikan setiap penyaluran kredit berada pada sektor yang produktif dan berisiko rendah. Dengan pengawasan yang ketat, perbankan dapat menyalurkan kredit tanpa mengorbankan stabilitas sistem keuangan nasional.

Dian menjelaskan, perbankan perlu menyeimbangkan antara upaya ekspansi dan manajemen risiko. Penyaluran kredit yang terukur akan menjadi kunci agar sistem keuangan tetap tangguh menghadapi perubahan kondisi global maupun domestik.

Selain itu, OJK terus memperkuat koordinasi dengan lembaga keuangan lain untuk memastikan kebijakan tetap sinkron. Kolaborasi ini menjadi penting agar sektor perbankan tetap solid dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.

Optimisme Ekonomi Jadi Fondasi Ekspansi 2026

Tingginya nilai undisbursed loan bukan berarti dana tidak terserap karena lemahnya permintaan. Sebaliknya, hal itu menunjukkan bahwa pelaku usaha menunggu waktu terbaik untuk mengeksekusi rencana bisnis mereka di tengah fluktuasi ekonomi global.

OJK menilai, fenomena ini menandakan kesiapan industri untuk memperluas kegiatan ekonomi di tahun mendatang. Dengan ketersediaan fasilitas kredit yang besar, sektor usaha memiliki modal kuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2026.

Dian menegaskan bahwa ke depan, peran sektor perbankan akan semakin krusial dalam menggerakkan ekonomi nasional. Stabilitas sistem keuangan menjadi fondasi utama bagi keberlanjutan pertumbuhan di tengah perubahan global yang cepat.

OJK pun berkomitmen untuk menjaga keseimbangan antara ekspansi kredit dan stabilitas sistem keuangan. Dengan langkah pengawasan yang ketat, diharapkan perbankan dapat menyalurkan kredit secara sehat dan berkelanjutan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Optimisme dunia usaha yang tercermin dari tingginya nilai undisbursed loan menjadi bukti bahwa kepercayaan terhadap perekonomian Indonesia terus menguat. Jika tren positif ini berlanjut, ekonomi Indonesia berpotensi tumbuh lebih solid dan stabil pada tahun 2026.

Terkini

Cara Membatalkan Pesanan di Blibli Lewat HP dan Komputer

Senin, 03 November 2025 | 22:12:54 WIB

10 Strategi Digital Marketing UMKM biar Naik Kelas

Senin, 03 November 2025 | 22:12:53 WIB

Aturan Penagihan Utang Debt Collector Terbaru 2025

Senin, 03 November 2025 | 22:12:53 WIB

6 Cara Top Up Flazz BCA Mobile dan Tips dan Anti Ribet!

Senin, 03 November 2025 | 19:35:15 WIB