Holding Tambang MIND ID Tunjukkan Ketangguhan di Tengah Gejolak Harga Komoditas Global

Senin, 03 November 2025 | 09:13:36 WIB
Holding Tambang MIND ID Tunjukkan Ketangguhan di Tengah Gejolak Harga Komoditas Global

JAKARTA - Ketangguhan industri tambang nasional kembali diuji sepanjang 2025. Di tengah fluktuasi harga komoditas global, emiten-emiten tambang yang tergabung dalam Holding BUMN Pertambangan MIND ID menunjukkan kinerja yang beragam namun tetap solid hingga kuartal III-2025.

Empat raksasa tambang, yakni PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Timah Tbk (TINS), dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO), berhasil menjaga stabilitas bisnisnya di tengah tekanan pasar dunia. Masing-masing perusahaan menghadapi tantangan berbeda, namun tetap menorehkan capaian penting di sektor andalannya.

MIND ID Bukukan Daya Tahan Tinggi di Tengah Fluktuasi Pasar

Hasil kinerja grup MIND ID hingga September 2025 mencerminkan daya tahan sektor pertambangan nasional. Di tengah tekanan ekonomi global dan pergerakan harga logam yang dinamis, keempat anggota holding mampu mempertahankan profitabilitas melalui efisiensi dan strategi jangka panjang.

Kinerja positif tersebut juga memperlihatkan bagaimana industri tambang Indonesia beradaptasi terhadap perubahan pasar dunia. Dengan fokus pada hilirisasi, efisiensi biaya, dan penguatan struktur bisnis, MIND ID mampu menjaga kontribusinya terhadap perekonomian nasional.

PT Aneka Tambang Tbk atau Antam menjadi motor utama pertumbuhan laba dalam grup MIND ID. Sementara itu, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) fokus menjaga efisiensi di tengah penurunan harga batubara global.

PT Timah Tbk (TINS) memanfaatkan momentum kenaikan harga logam untuk memperkuat kinerja operasionalnya. Di sisi lain, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) memperkokoh fondasi pertumbuhan jangka panjang melalui ekspansi produksi nikel.

Antam Jadi Penopang Utama Laba Grup MIND ID

Antam berhasil menunjukkan performa paling cemerlang di antara anggota holding. Hingga September 2025, perusahaan mencatat laba bersih sebesar Rp 6,61 triliun, melonjak 197% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp 2,23 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan laba tersebut didorong lonjakan pendapatan sebesar 67% yoy menjadi Rp 72,03 triliun. Kontributor terbesar berasal dari segmen emas, nikel, dan bauksit yang menunjukkan tren permintaan positif sepanjang tahun.

Direktur Utama Antam, Achmad Ardianto, menyebut capaian tersebut sebagai bukti kekuatan fundamental perusahaan dalam menghadapi fluktuasi pasar. Ia menegaskan, keberhasilan itu tidak lepas dari strategi efisiensi dan inovasi dalam pengelolaan bisnis.

“Ini juga merefleksikan efektivitas strategi pengelolaan biaya dan optimalisasi nilai tambah produk,” ujar Achmad dalam keterangan resminya, Minggu (2 November 2025).

Antam juga terus memperluas lini bisnis melalui pengembangan hilirisasi nikel dan bauksit. Langkah ini diharapkan memperkuat daya saing Antam sekaligus mendukung agenda pemerintah dalam mempercepat transformasi industri tambang nasional.

PTBA Hadapi Tekanan Harga, Fokus pada Efisiensi dan Pasar Domestik

Berbeda dengan Antam, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menghadapi tekanan berat akibat melemahnya harga batubara global. Meski pendapatan perusahaan naik tipis 2% yoy menjadi Rp 31,33 triliun, laba bersih justru merosot 56,25% yoy menjadi Rp 1,4 triliun dari sebelumnya Rp 3,2 triliun.

Kinerja tersebut dipengaruhi oleh turunnya rata-rata harga jual batubara sekitar 6% yoy. Pelemahan harga terjadi akibat penurunan Newcastle Index dan Indonesian Coal Index (ICI-3) masing-masing sebesar 22% dan 16%.

Meski demikian, PTBA tetap mampu menjaga pertumbuhan volume produksi dan penjualan. Produksi batubara naik 9% yoy menjadi 35,9 juta ton, sedangkan penjualan meningkat 8% yoy ke 33,7 juta ton dengan porsi 56% diarahkan ke pasar domestik.

Strategi memperkuat pasar dalam negeri terbukti menjaga stabilitas pendapatan di tengah pelemahan ekspor. PTBA juga fokus memperluas kerja sama jangka panjang dengan sektor energi dan industri nasional untuk menjaga permintaan batubara dalam negeri tetap kuat.

PT Timah dan Vale Jaga Stabilitas di Tengah Tantangan Global

Sementara itu, PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan performa yang cukup baik dengan memanfaatkan tren kenaikan harga logam di pasar internasional. Kenaikan harga timah dunia menjadi momentum penting bagi TINS untuk memperbaiki kinerja ekspor dan memperkuat posisi sebagai produsen timah global.

Perusahaan juga terus memperkuat kegiatan eksplorasi untuk menjaga keberlanjutan produksi di tengah tantangan cadangan yang menurun. Fokus utama diarahkan pada efisiensi biaya dan peningkatan nilai tambah produk timah olahan.

Adapun PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melanjutkan strategi pertumbuhan jangka panjang dengan memperkuat produksi nikel sebagai bahan baku kendaraan listrik. Upaya ini sekaligus mendukung program hilirisasi dan transisi energi bersih yang menjadi prioritas nasional.

Vale juga memperkuat kemitraan strategis dengan mitra global untuk memperluas kapasitas produksi dan meningkatkan efisiensi. Langkah ini diharapkan membawa pertumbuhan yang lebih stabil dalam jangka menengah hingga panjang.

Kinerja Holding Tambang Jadi Cermin Ketahanan Ekonomi Nasional

Secara keseluruhan, capaian grup MIND ID sepanjang kuartal III-2025 memperlihatkan betapa tangguhnya industri pertambangan nasional. Di tengah tekanan global dan volatilitas harga komoditas, anggota holding mampu menjaga kontribusi terhadap pendapatan negara dan menjaga lapangan kerja di sektor strategis.

Kinerja positif dari Antam menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan grup, sementara strategi efisiensi PTBA dan stabilitas kinerja Timah serta Vale menunjukkan keseimbangan dalam portofolio bisnis MIND ID.

Ke depan, holding tambang ini diharapkan dapat mempercepat transformasi industri dengan fokus pada hilirisasi, digitalisasi, dan keberlanjutan lingkungan. Langkah-langkah tersebut sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri mineral global.

MIND ID pun berkomitmen untuk terus memperkuat kolaborasi antaranggotanya. Tujuannya adalah menciptakan sinergi bisnis yang solid, memperluas ekspansi pasar, serta menjaga peran strategis BUMN tambang dalam pembangunan ekonomi nasional.

Dengan pencapaian tersebut, MIND ID terbukti mampu bertahan dan beradaptasi di tengah perubahan global. Ketahanan ini menjadi modal penting bagi Indonesia dalam menjaga stabilitas sektor pertambangan yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

Terkini

Cara Membatalkan Pesanan di Blibli Lewat HP dan Komputer

Senin, 03 November 2025 | 22:12:54 WIB

10 Strategi Digital Marketing UMKM biar Naik Kelas

Senin, 03 November 2025 | 22:12:53 WIB

Aturan Penagihan Utang Debt Collector Terbaru 2025

Senin, 03 November 2025 | 22:12:53 WIB

6 Cara Top Up Flazz BCA Mobile dan Tips dan Anti Ribet!

Senin, 03 November 2025 | 19:35:15 WIB